Istilah porogapit ini memang berasal dari bahasa Jawa yang artinya membagi dengan garis pengapit. Diterjemahkan menjadi metode pembagian bersusun dengan membuat garis pengapit. Cara mengerjakan porogapit adalah metode dalam pelajaran aritmatika dasar.
Pada dasarnya, cara ini dilakukan dengan cara menguraikan bilangan yang akan dibagi itu menjadi bilangan mudah yang akan habis dibagi oleh bilangan pembaginya. Perhitungan dimulai dari nilai terbesar, misalnya dari ribuan ke ratusan ke puluhan, dan terakhir ke bilangan satuan.
Contoh Soal 1 dengan Bilangan Puluhan
Untuk cara mengerjakan porogapit pertama kita ambil pembagian 46 : 2. Pengerjaan porogapitnya akan mengambil bentuk:
? ?
2 / 46
Angka 2 adalah angka pembagi, 46 adalah angka yang dibagi, dan bagian atas(lambang tanda tanya) akan menjadi hasil dari pembagian tersebut. Langkah pertama cara mengerjakan porogapit adalah mengerjakan nilai terbesar.
Yaitu puluhan dalam bentuk 4 (dari angka 46 tadi). Carilah angka perkalian 2 yang hasilnya mendekati angka yang dibagi (angka 4)
4 : 2 = 2
Angka tersebut kita letakkan di bagian atas untuk menggantikan tanda tanya yang pertama lalu hasilnya diletakkan di bawah angka pertama dan dikurangi menjadi seperti berikut:
2 ?
2 / 46
4__-
06
Lanjutkan ke nilai berikutnya yaitu satuan dengan angka 6 (dari 46). Lakukan langkah yang sama yaitu 6 : 2 = 3. Letakkan angka tersebut di bagian atas lalu kurangi hasilnya, menjadi seperti berikut:
2 3
2 / 46
4__-
06
6 –
0
Setelah hasil akhirnya sudah 0 berarti angka yang berada di bagian atas porogapit adalah angka yang dicari yaitu 23.
Contoh Soal 2 dengan Bilangan Ratusan
Cara mengerjakan porogapit untuk contoh ini akan sedikit lebih panjang karena ada tiga susunan nilai yaitu ratusan, puluhan, dan satuan. Kuncinya adalah tetap mengerjakan dulu yang nilai terbesar.
Kita coba kerjakan pembagian 369 : 3 untuk contohnya. Berikut adalah langkah pengerjaannya:
-
Angka ratusan 3 (dari 369) dibagi dengan bilangan pembagi 3 menjadi 3 : 3 = 1. Letakkan angka 1 di atas porogapit. Lalu hasil perkaliannya di taruh di bawah angka ratusan dan dikurangi menjadi 3 – 3 = 0.
-
Lanjutkan ke nilai puluhan 6 (dari 369). Perkalian 3 (sebagai angka pembagi) yang hasilnya 6 adalah 3 x 2 = 6. Jadi letakkan angka 2 di atas porogapit setelah angka 1 (hasil pembagian ratusan tadi).
-
Lalu angka 6-nya ditaruh lagi di bawah dan dikurangi sehingga hasilnya 0.
-
Terakhir kerjakan nilai satuan yaitu 9 (dari 369). Perkalian 3 yang hasilnya 9 adalah 3 x 3 = 9. Jadi letakkan angka 3 di atas garis porogapit setelah angka 1 dan 2 hasil pengerjaan sebelumnya.
-
Lalu letakkan angka 9 di bagian bawah untuk dikurangi, dan hasilnya sudah 0. Jadi 369 : 3 = 123.
123
3/ 369
3 –
0 69
6___–
09
9_–
0
Contoh Soal 3 dengan Nilai Ribuan
Cara mengerjakan porogapit kali ini menggunakan nilai ribuan, yang berarti melakukan 4 kali perhitungan. Seperti biasa, kerjakan dulu nilai terbesar. Contohnya adalah 1255 : 5. Langkahnya adalah:
-
Angka ribuan 1 akan sulit dibagi 5, karena itu kita ambil angka ratusan untuk membantu pembagiannya.
-
Jadi yang dikerjakan pertama kali adalah 12. Kemudian carilah angka perkalian 5 yang hasilnya mendekati 12. Jadi 5 x 2 = 10.
-
Letakkan angka 2 di atas garis porogapit, lalu letakkan angka 10 di bawah angka 12 (dari 1255). Lalu kurangi 12 – 10 = 2.
-
Angka 2 ini adalah sisa yang kemudian harus diselesaikan menggunakan nilai berikutnya. Yaitu 5 (dari 1255). Jadi pembagiannya adalah 25 : 5.
-
Perkalian 5 yang hasilnya 25 adalah 5 x 5 = 25. Jadi letakkan angka 5 di atas garis porogapit setelah angka 2 hasil perhitungan pertama.
-
Lalu angka 25 diletakkan di bawah angka 25 pertama dan dikurangi sehingga hasilnya 0.
-
Akhirnya kita kerjakan satuan terakhir yaitu 5 (dari 1255). Perkalian 5 terdekat adalah 5 x 1 = 5.
-
Jadi tuliskan angka 1 di atas porogapit setelah angka 25 hasil pengerjaan sebelumnya sehingga menjadi 251.
-
Lalu angka 5 perkalian tadi diletakkan di bawah angka 5 dan dikurangi sehingga hasilnya 0. Pengerjaan selesai, berarti 1255 : 5 = 251.
Cara mengerjakan porogapit sebenarnya tidak sulit namun membutuhkan ketelitian karena mengerjakan dua kali atau bersusun. Yaitu meletakkan angka perkalian di atas lalu meletakkan angka hasil di bawah angka yang dikerjakan untuk dikurangi.
Artinya harus melakukan dua kali pengerjaan, yaitu perkalian dan pengurangan. Jika orang yang mengerjakan kurang lancar perkalian atau tidak teliti mengerjakan pengurangannya, hasilnya bisa keliru.